![]() |
Direktur SMA Muhammadiyah 1 Taman Edwin Yogi Laayrananta MIKom dalam kegiatan Dauroh Tahfidz di Pondok Elkisi |
Sidoarjo – SMA Muhammadiyah 1 Taman (Smamita) mengadakan kegiatan Dauroh Tahfidh bagi para siswa program Tahfidh di Pondok Pesantren Islamic Center Elkisi. Program intensif ini berlangsung selama sepekan, mulai Kamis, 8 Mei hingga Kamis, 15 Mei 2025, dengan mengusung tema “Bersama al-Qur’an, Teguh dalam Iman, Semangat Menatap Masa Depan.” Kegiatan ini diikuti oleh 21 siswa kelas X-4 Tahfidh dan didampingi oleh beberapa guru pendamping.
Direktur Smamita, Edwin Yogi Laayrananta, M.I.Kom., dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan momentum penting untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperkuat spiritualitas peserta didik. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada pihak Ponpes Elkisi atas sambutan hangat dan fasilitas yang diberikan selama kegiatan berlangsung.
“Kami sangat menghargai kesempatan yang diberikan oleh Pondok Pesantren Elkisi. Meskipun kegiatan ini singkat, kami berharap akan memberikan dampak positif dalam hal kecintaan terhadap al-Qur’an dan memperoleh syafaat dari ayat-ayat yang dipelajari,” tutur Edwin.
Ia juga menyampaikan permohonan maaf apabila terdapat sikap atau tindakan siswa yang mungkin kurang sesuai dengan budaya pesantren. “Anak-anak kami masih dalam proses adaptasi. Kami harap mereka bisa dibimbing dan diberi arahan selama berada di sini,” lanjutnya.
Lebih jauh, Edwin yang juga menjabat sebagai Ketua Majelis Kader PCM Sepanjang, menekankan bahwa Dauroh Tahfidh tidak hanya bertujuan untuk menambah hafalan semata, melainkan juga menanamkan nilai-nilai spiritual dan moral melalui al-Qur’an. Ia menyebut tiga aspek utama yang menjadi sasaran kegiatan ini: menumbuhkan kecintaan pada al-Qur’an, menjadikan al-Qur’an sebagai sarana pembinaan karakter, serta menjadikannya sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
“Tahfidh bukan hanya menghafal ayat-ayat Allah, tetapi juga menghayatinya dalam kehidupan. Al-Qur’an harus menjadi petunjuk dalam setiap langkah kita,” tegasnya.
Ia juga menyinggung tantangan masa kini, seperti ketergantungan pada gadget, yang dapat mengganggu fokus dalam pembelajaran dan ibadah. Dengan mengutip QS Ali Imran ayat 142, Edwin mengajak peserta untuk menjadikan perjuangan menahan diri dari distraksi sebagai bentuk jihad dalam mendekatkan diri kepada Allah.
“Godaan seperti handphone bisa menjadi ujian besar. Tapi jika kita mampu menundukkan keinginan itu, insya Allah hidup kita akan lebih damai dan berkualitas,” tambahnya.
Edwin juga mendorong para siswa untuk aktif berinteraksi dan belajar dari kehidupan para santri di pesantren. Ia mengingatkan bahwa proses belajar bisa dilakukan di mana saja, kapan saja, dan bersama siapa saja. “Ilmu adalah kekayaan sejati. Jangan ragu untuk menyerap pengetahuan sebanyak-banyaknya selama kalian berada di sini,” pesannya.
Menutup sambutannya, Edwin berharap agar pengalaman selama Dauroh Tahfidh ini dapat menjadi bekal berharga bagi para peserta. “Semoga kegiatan ini membawa perubahan positif, memperkuat cinta kita kepada al-Qur’an, dan membentuk generasi muda yang bertanggung jawab serta berakhlak mulia,” pungkasnya.